Jumat, 18 Maret 2016

Kemenristek - Dikti Datangkan dosen asing

Surabaya – Kementerian Riset Tek­nologi  dan  Pendidikan  Tinggi  (Kemenristekdikti) tahun 2016 ini  akan  mendatangkan 40 dosen asing kepada sebelas  perguruan  tinggi negeri  (PTN)  berbadan hukum  (BH).  Dikare­nakan, kualitas dosen In­donesia   dinilai   jauh dibandingkan luarnegeri. Dirjen  Sumber  Daya  Ilmu  Pengetahuan Pendidikan Tinggi Kemenris tek - diktek,   Prof   Ali   Ghufron   Mukti memaparkan dosen asing diharapkan membawa perubahan yang signifikan didalam dunia pendidikan. Tahun 2016 ini ada 40 orang dosen asing, targetnya tahun depan 100 dosen,” terangnya saat Forum Komunikasi Majelis Wali Amanah Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum  (11 PTN BH) seIndonesia  di  Universitas  Airlangga (Unair) Surabaya, Kamis (17).
Ke-40 dosen tersebut nantinya akan disalurkan sesuai kebutuhan PTN BH yang mengajukan, 11 PTN-BH yaitu Universita http://harga.web.id/info-biaya-pendidikan-program-sarjana-di-ipb.info s Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada (UGM), Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Bandung  (ITB),  Universitas  Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Airlangga (Unair),  Institut  Teknologi  10  Nopember (ITS), Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Hasanudin (Unhas), Universitas Padjajaran (Unpad). “Kalau  insetif  sesuai  kualitas  atau kemampuan  masing-masing  dosen. Tapi  paling  tidak  antara  Rp  50-100 juta untuk gajinya,” jelasnya.
Hal ini dilakukan demi mendongkrak peran universitas berubah pada tahun 2015-2019 bukan lagi agen penelitian saja, namun juga perubahan budaya yang bagus sebagai generasi yang tidak mudah menyerah, bekerja tuntas, cerdas dan ikhlas.
Ali mengakui memang jumlah dosen di Indonesia memang kurang bagus dibandingkan kampus luar negeri.  Faktanya,  banyak  mahasiswa yang kuliah dan memilih PTN karena melihat PTN nya, bukan dari kualitas dosennya. Berbeda dengan mahasiswa asing  yang  lebih  melihat  kualitas dosen  dan  jurnal  yang  sudah  dipublikasikan.  “Diharapkan  dengan adanya dosen asing bisa mendongkrak jurnal  internasional.  Pasalnya  Indonesia  menempati  posisi  keempat  seASEAN dalam jurnal ilmiah,” cakapnya.
Selama ini ada beberapa kendala saat mengirim jurnal internasional di antaranya kendala dosen lebih senang dengan budaya lisan daripada tulisan, tidak bisa bahasa inggris dan mengirim jurnal internasional belum tersistem dengan baik. “Dengan adanya bantuan dosen diha rapkan benar-benar bisa men dongkrak  jurnal  ilmiah  secara  internasional,” pungkasnya.

sumber: radar surabaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar